MEDIA
PEMBELAJARAN
1. Konsep Media Pembelajaran
A.
Hakikat
Media Pembelajaran
Kata media dalam “media
pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata
pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang
melakukan suatu kegiatan belajar”. Dengan demikian, media pembelajaran
memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau
informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata
lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning
matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media. Hal ini sesuai
dengan pendapat Lesle J. Briggs (1979) yang menyatakan bahwa media pembelajaran
sebagai “the physical means of conveying instructional content..book, films,
videotapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah “alat untuk
memberi perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. Sedangkan mengenai
efektifitas media,
Berdasarkan pendapat di
atas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang posisi media serta peran
dan kontribusinya dalam kegiatan pembelajaran.
Beberapa pemahaman itu antara lain : (1) media merupakan wadah
dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada
sasaran atau penerima pesan tersebut. (2) aplikasi media pembelajaran berpijak
pada kaidah ilmu komunikasi, yang antara lain dikatakan Lasswell (1982) “who
says what in which channels to whom in what effect” Secara rinci dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Who, siapa yang menyatakan? (guru, widyaiswara, instruktur,
fasilitator )
2.
dan semua yang berfungsi
sebagai pengirim pesan).
3.
What, pesan atau ide/gagasan apa yang disampaikan (dalam kegiatan )
4.
pembelajaran ini berarti
bahan ajar atau materi yang akan disampaikan).
5.
Which Channels, dengan saluran apa, media saluran apa, media atau
6.
sarana apa, pesan itu ingin
disampaikan.
7.
To Whom, kepada siapa (sasaran, siswa, peserta didik)
8.
What effect, dengan hasil atau dampak apa?
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1.
memperjelas pesan agar tidak
terlalu verbalistis.
2.
mengatasi keterbatasan
ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3.
menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4.
memungkinkan anak belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
5.
memberi rangsangan yang
sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan
oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang
mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation)
bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat,
karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan
dalam pengucapan, pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini
termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat
berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
B.
Jenis-jenis Media Pembelajaran
Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta
mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun
klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara umum media
bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut
Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1.
Media audio visual gerak,
seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi, Televisi, dan animasi
2.
Media audio visual diam,
seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.
3.
Audio semi gerak seperti:
tulisan jauh bersuara.
4.
Media visual bergerak,
seperti: film bisu.
5.
Media visual diam, seperti:
halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
6.
Media audio, seperti: radio,
telepon, pita audio.
7.
Media cetak, seperti: buku,
modul, bahan ajar mandiri.
Namun demikian,
dari beberapa pengelompokan tersebut dapat kita simpulkan bahwa media terdiri
atas
1. Media
visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk kelompok
visual, seperti foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflet, buklet, torso,
film bisu, model 3 dimensi seperti diorama dan mokeup.
2. Media
Audio : adalah media yang hanya dapat didengar saja, seperti kaset
audio, radio, MP3 Player, iPod
3.
Media Audio Visual :
yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara,
video, televisi, sound slide,
4.
Multimedia :
adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara,
animasi, video, grafis dan film. Multimedia sering diidentikan dengan komputer,
internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).
5.
Media Realia : yaitu
semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan
hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, insektarium,
herbarium, air, sawah dan sebagainya.
Secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan pembelajaran
memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut:
1.
Media pembelajaran dapat
mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa.
2.
Media yang disajikan dapat
melampaui batasan ruang kelas.
3.
Media pembelajaran
memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
4.
Media yang disajikan dapat
menghasilkan keseragaman pengamatan siswa.
5.
Secara potensial, media yang
disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan
berpijak pada realitas.
6.
Media dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru.
7.
Media mampu membangkitkan
motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.
8.
Media mampu memberikan
belajar secara integral dan menyeluruh dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari
seserhana ke rumit.
C.
Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Sebuah media yang efektif dan
efisien serta menyenangkan tentu menjadi dambaan dan kebutuhan untuk
pembelajaran, untuk mendapatkan media tersebut diperlukan beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan diantaranya dalam pemilihan media. Sejalan dengan hal ini,
pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam
proses pendidikan yang fokusnya akan memperhatikan beberapa komponen,
diantaranya :
1. Instructional Goals, yaitu tujuan instruksional apa
yang akan dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan
Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa
dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Jika kita
kaitkan dengan kurikulum berbasis kompetensi maka kita harus memperhatikan :
standar kompetensi, kompetensi dasar dan terutama indikator.
2. Instructional content, materi pembelajaran, yaitu bahan
atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut.
Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana
kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media
apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
3. Learner Characteristic, familiaritas media dan
karakteristik siswa. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan
digunakan dikaitkan dengan karakteristik siswa, baik secara kuantitatif
(jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa
terhadap media yang akan digunakan.
4. Media selection, adanya sejumlah media yang bisa
diperbandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan
keputusan dari sejumlah media yang ada ataupun yang akan dikembangkan.
Sedangkan bila kita akan merancang media, seyogyanya melalui tiga
tahap utama, yaitu:
Pertama,
Define yaitu fase perumusan tujuan
Kedua,
Develope yaitu fase pengembangan
Ketiga, Evaluasi yaitu fase terakhir untuk menilai media
yang sudah dikembangkan atau dibuat,
setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan pihak lain.
Selain pertimbangan di atas konsep lain untuk memilih media dapat
menggunakan pola seperti lain. Sejumlah pertimbangan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu
akronim dari; Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan
Novelty.
1. Access. Kemudahan akses menjadi
pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu
tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh siswa? Dalam hal ini media harus
merupakan bagian dalam interaksi dan aktivitas siswa, bukan hanya guru yang
menggunakan media tersebut.
2. Cost. Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis
media yang dapat menjadi pilihan kita, pada umumnya media canggih biasanya
cenderung mahal.
3. Technology.Mungkin saja kita tertarik kepada satu media
tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologi tersedia dan mudah
menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual di kelas.
Perlu kita pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
4. Interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Jadikan media itu sebagai alat bantu siswa dalam beraktivitas,
misalnya puzzel untuk anak SD
5. Organization.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah
pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah
di sekolah ini tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?
6. Novelty. Kebaruan dari media yang anda
pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih
menarik bagi siswa.
2.
Karakteristik Jenis Media Pembelajaran
Banyak cara diungkapkan untuk
mengindentifikasi media serta mengklasifikasi-kan karakterisktik fisik, sifat,
kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian,
secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak.
Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1. Media audio visual gerak,
seperti: film suara, pita video, film, tv.
2. Media audio visual diam, seperti:
film rangkai suara, halaman suara.
3. Audio semi gerak seperti: tulisan
jauh bersuara.
4. Media visual bergerak, seperti:
film bisu.
5. Media visual diam, seperti:
halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
6. Media audio, seperti: radio,
telepon, pita audio.
7. Media cetak, seperti: buku,
modul, bahan ajar mandiri.
Berdasarkan pendapat mengenai media
tersebut di atas, maka jenis-jenis media pembelajaran dapat dikemukakan sebagai
berikut.
A.
Media Visual Diam
Media ini termasuk kategori media
visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke
penerima pesan (dari guru kepad siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk
tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti
disebut “Media Grafis”. Media grafis termasuk media visual diam,
Macam-macam media grafis adalah: gambar/foto, diagram, bagan. Grafik, poster,
media cetak, buku.
B. Media Display
1.
Papan Tulis/White Board
Salah satu media penyajian untuk
PBM yang sering digunakan adalah: “papan tulis, dan white board”. Kedua media
ini dapat dipakai untuk penyajian: tulisan-tulisan, sket-sket gambar-gambar
dengan menggunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak
berwarna.
2.
Papan Flanel
Papan flanel adalah media visual yang efektif untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain
flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan
dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali.
Selain untuk menempel gambar-gambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan
angka-angka. Karena penyajian seketika,
3. Flip
Chart
Peta/flip cahrt adalah: lembaran kertas yang berisikan bahan
pelajaran, yang tersusun rapi dan baik.
C.
Gambar Mati Yang Diproyeksikan
Dengan menggunakan proyektor,
informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga
informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih
jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan,
sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui
sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar
mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi
dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar
tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam
kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar